![]() |
University College of London. |
AKHIR-akhir ini, dunia pendidikan Indonesia dihebohkan dengan penyusupan paham dari organisasi Negara Islam Indonesia (NII). Dikabarkan, beberapa mahasiswa dicuci otaknya agar menjadi pengikut NII. Kampus, khususnya para mahasiswa memang menjadi target empuk dari kaum esktrimis yang memiliki ideologi radikal.
Fenomena ini juga terjadi di Inggris. Tapi bukan NII yang menyebarkan pahamnya. Sebuah laporan dari politisi lintas partai di Homeland Security, Inggris menyatakan, radikalisasi terhadap mahasiswa Muslim di negara tersebut merupakan masalah yang serius. Para politisi yang kontra terorisme ini memeringatkan pemerintah agar menangkal fenomena ini dengan “urgensi sepenuhnya”.
Laporan yang berjudul Keeping Britain Safe: An Assessment of U.K. Homeland Security Strategy ini merupakan laporan pertama yang dihasilkan Homeland Security. Namun pihak kampus menyatakan tidak adanya bukti atas klaim ini, seperti dikutip dari Chronicle, Senin (2/5/2011).
Laporan ini bertentangan dengan hasil tinjauan yang dilakukan tim independen di University College London, tahun lalu. Tim tidak menemukan bukti bahwa Umar Farouk Abdulmutallab mengalami radikalisasi selama di kampus. Abdulmutallab merupakan orang yang diduga terkait terorisme karena mencoba meledakkan pesawat penumpang tujuan Detroit di Hari Natal pada 2009 dengan bahan peledak yang disembunyikan di pakaian dalam.
Para politisi ini menyatakan. “masalah serius” di universitas telah ada di beberapa kasus dan adanya keengganan pihak kampus bekerja sama dengan polisi di beberapa perguruan tinggi yang tidak ingin terlihat seperti 'mata-mata’ pada mahasiswanya.
Sementara itu, Federasi Komunitas Mahasiswa Islam, yang merupakan organisasi mahasiswa Muslim di Inggris dan Irlandia, menyatakan “keprihatinan” atas laporan ini. Menurut federasi, laporan ini merupakan pendekatan sensasional dalam menuduh adanya ekstremisme di kampus.
Jurubicara federasi Qasim Rafiq mengatakan, tuduhan ekstremisme harus diselidiki secara matang, bertanggung jawab dan menggunakan pendekatan berbasis bukti bahwa telah ada radikalisasi di kampus.
Fenomena ini juga terjadi di Inggris. Tapi bukan NII yang menyebarkan pahamnya. Sebuah laporan dari politisi lintas partai di Homeland Security, Inggris menyatakan, radikalisasi terhadap mahasiswa Muslim di negara tersebut merupakan masalah yang serius. Para politisi yang kontra terorisme ini memeringatkan pemerintah agar menangkal fenomena ini dengan “urgensi sepenuhnya”.
Laporan yang berjudul Keeping Britain Safe: An Assessment of U.K. Homeland Security Strategy ini merupakan laporan pertama yang dihasilkan Homeland Security. Namun pihak kampus menyatakan tidak adanya bukti atas klaim ini, seperti dikutip dari Chronicle, Senin (2/5/2011).
Laporan ini bertentangan dengan hasil tinjauan yang dilakukan tim independen di University College London, tahun lalu. Tim tidak menemukan bukti bahwa Umar Farouk Abdulmutallab mengalami radikalisasi selama di kampus. Abdulmutallab merupakan orang yang diduga terkait terorisme karena mencoba meledakkan pesawat penumpang tujuan Detroit di Hari Natal pada 2009 dengan bahan peledak yang disembunyikan di pakaian dalam.
Para politisi ini menyatakan. “masalah serius” di universitas telah ada di beberapa kasus dan adanya keengganan pihak kampus bekerja sama dengan polisi di beberapa perguruan tinggi yang tidak ingin terlihat seperti 'mata-mata’ pada mahasiswanya.
Sementara itu, Federasi Komunitas Mahasiswa Islam, yang merupakan organisasi mahasiswa Muslim di Inggris dan Irlandia, menyatakan “keprihatinan” atas laporan ini. Menurut federasi, laporan ini merupakan pendekatan sensasional dalam menuduh adanya ekstremisme di kampus.
Jurubicara federasi Qasim Rafiq mengatakan, tuduhan ekstremisme harus diselidiki secara matang, bertanggung jawab dan menggunakan pendekatan berbasis bukti bahwa telah ada radikalisasi di kampus.
0 comments:
Post a Comment